Pages

cursor

.

Sabtu, 07 Mei 2011

Perencanaan transportasi ramah lingkugan

Tanpa perencanaan sistem transportasi yang baik di kawasan perkotaan akan sangat berpengaruh pada semakin buruknya kualitas lingkungan perkotaan. Oleh sebab itu sangat perlu dipikirkan pengembangan transportasi perkotaan yang berorientasi pada pengembangan transportasi yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Permasalahan transportasi perkotaan umumnya meliputi kemacetan lalulintas, parkir, angkutan umum, pedagang kaki lima, konflik antar kendaraan lambat & cepat, polusi dan masalah ketertiban lalulintas. Secara keseluruhan persoalan transportasi perkotaan tersebut sebetulnya saling berkaitan beberapa ditunjukkan dengan gejala yang sama yaitu kemacetan. Dampak yang ditimbulkan oleh persoalan tersebut akan terkena tidak hanya kepada manusia baik sebagai pengguna atau pemanfaat angkutan / lalu lintas berupa ketegangan, gangguan kesehatan, kelelahan, daya tahan. Tetapi juga kepada aspek ekonomi perkotaan berupa biaya angkutan, harga barang maupun kerugian akibat keterlambatan angkutan.
Dalam rangka mewujudkan transportasi yang ramah lingkungan dapat dilakukan dengan pemanfaatan teknologi angkutan yang mampu mereduksi dampak lingkungan akibat polusi dari kendaraan bermotor. Selain itu dapat dilakukan dengan cara mencegah ataupun mengurangi terjadinya perjalanan yang tidak perlu (unnecessary mobility). Beberapa cara sebagai upaya pengurangan/ pencegahan unnecessary mobility diantaranya melalui pengembangan kawasan terpadu (misalnya: kawasan super-block, kawasan mix-used zone) dan penggalakan Transit-Oriented Development (TOD) serta Transport Demand Management (TDM).
Berdasarkan definisi OECD (1994) bahwa Transit Oriented Development (TOD) adalah upaya revitalisasi kawasan lama atau kawasan terpadu baru yang berlokasi pada jalur-jalur transportasi utama seperti jalur KA, busway, dan lain sebagainya dengan mengembangkan kawasan berfungsi campuran (fungsi hunian, komersial dan perkantoran). Dengan demikian konsep kawasan TOD diharapkan mampu menekan kebutuhan pergerakan antar kawasan yang notabene mengurangi tingkat penggunaan kendaraan bermotor.
Transport Demand Management (TDM) merupakan suatu penerapan kebijakan dan strategi transportasi dalam rangka mengurangi penggunaan kendaraan pribadi serta mendistribusikan beban transportasi yang ada ke dalam moda transport, lokasi dan waktu berbeda. TDM ini dipandang sebagai suatu upaya penanganan yang berbiaya rendah (low cost) untuk meningkatkan kinerja pelayanan jaringan transportasi.
Dengan penerapan TDM ini, diharapkan kondisi lingkungan yang dihasilkan lebih baik, sehingga berpengaruh pada kesehatan masyarakat yang lebih baik pula. Dan pada akhirnya kondisi tersebut diharapkan dapat mendorong kelayakan huni suatu kota serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sumber : berita terkini Indonesia online.

0 komentar:

Posting Komentar

.

Widget Translator Blogger

music mp3

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More